MAY LIFE AND DEATH ONLY FOR ISLAM

Tuesday, September 22, 2015

Masih bernyawa di dunia ini

Assalamualaikum,salam sejahtera... sungguh jauh perjalanan ini tanpa sedari masa berlalu begitu cepat,
siang diganti malam,malam diganti siang, selama ini diri membisu memikirkan masa depan kini ku sedar segalanya sudah ditentukan oleh tuhan maha esa,kembali ku selepas di gelar isteri bangkitnya sebuah perjalanan hidup ini

Saturday, October 15, 2011

SIRAH...!!!





Perang Badar (17 Ramadan 2 H)

Perang Badar terjadi di Lembah Badar, 125 km selatan Madinah. Perang Badar merupakan puncak pertikaian antara kaum muslim Madinah dan musyrikin Quraisy Mekah. Peperangan ini disebabkan oleh tindakan pengusiran dan perampasan harta kaum muslim yang dilakukan oleh musyrikin Quraisy. Selanjutnya kaum Quraisy terus menerus berupaya menghancurkan kaum muslim agar perniagaan dan sesembahan mereka terjamin. Dalam peperangan ini kaum muslim memenangkan pertempuran dengan gemilang. Tiga tokoh Quraisy yang terlibat dalam Perang Badar adalah Utbah bin Rabi'ah, al-Walid dan Syaibah. Ketiganya tewas di tangan tokoh muslim seperti Ali bin Abi Thalib. Ubaidah bin Haris dan Hamzah bin Abdul Muthalib. adapun di pihak muslim Ubaidah bin Haris meninggal karena terluka.

Perang Uhud (Syakban 3 H)

Perang Uhud terjadi di Bukit Uhud. Perang Uhud dilatarbelakangi kekalahan kaum Quraisy pada Perang Badar sehingga timbul keinginan untuk membalas dendam kepada kaum muslim. Pasukan Quraisy yang dipimpin Khalid bin Walid mendapat bantuan dari kabilah Saqib, Tihamah, dan Kinanah. Nabi Muhammad SAW segera mengadakan musyawarah untuk mencari strategi perang yang tepat dalam menghadapi musuh. Kaum Quraisy akan disongsong di luar Madinah. Akan tetapi, Abdullah bin Ubay membelot dan membawa 300 orang Yahudi kembali pulang. Dengan membawa 700 orang yang tersisa, Nabi SAW melanjutkan perjalanan sampai ke Bukit Uhud. Perang Uhud dimulai dengan perang tanding yang dimenangkan tentara Islam tetapi kemenangan tersebut digagalkan oleh godaan harta, yakni prajurit Islam sibut memungut harta rampasan. Pasukan Khalid bin Walid memanfaatkan keadaan ini dan menyerang balik tentara Islam. Tentara Islam menjadi terjepit dan porak-poranda, sedangkan Nabi SAW sendiri terkena serangan musuh. Pasukan Quraisy kemudian mengakhiri pertempuran setelah mengira Nabi SAW terbunuh. Dalam perang ini, Hamzah bin Abdul Muthalib (paman Nabi SAW) meninggal terbunuh.

Perang Khandaq (Syawal 5 H)

Lokasi Perang Khandaq adalah di sekitar kota Madinah bagian utara. Perang ini juga dikenal sebagai Perang Ahzab (Perang Gabungan). Perang Khandaq melibatkan kabilah Arab dan Yahudi yang tidak senang kepada Nabi Muhammad SAW. Mereka bekerjasama melawan Nabi SAW. Di samping itu, orang Yahudi juga mencari dukungan kabilah Gatafan yang terdiri dari Qais Ailan, Bani Fazara, Asyja', Bani Sulaim, Bani Sa'ad dan Ka'ab bin Asad. Usaha pemimpin Yahudi, Huyay bin Akhtab, membuahkan hasil. Pasukannya berangkat ke Madinah untuk menyerang kaum muslim. Berita penyerangan itu didengar oleh Nabi Muhammad SAW. Kaum muslim segera menyiapkan strategi perang yang tepat untuk menghasapo pasukan musuh. Salman al-Farisi, sahabat Nabi SAW yang mempunyai banyak pengalaman tentang seluk beluk perang, mengusulkan untuk membangun sistem pertahanan parit (Khandaq). Ia menyarankan agar menggali parit di perbatasan kota Madinah, dengan demikian gerakan pasukman musuh akan terhambat oleh parit tersebut. Usaha ini ternyata berhasil menghambat pasukan musuh.

Perang Khaibar (7 H)

Lokasi perang ini adalah di daerah Khaibar. Perang Khaibar merupakan perang untuk menaklukkan Yahudi. Masyarakat Yahudi Khaibar paling sering mengancam pihak Madinah melalui persekutuan Quraisy atau Gatafan. Pasukan muslimin yang dipimpin Nabi Muhammad SAW menyerang benteng pertahanan Yahudi di Khaibar. Pasukan muslim mengepung dan memutuskan aliran air ke benteng Yahudi. Taktik itu ternyata berhasil dan akhirnya pasukan muslim memenangkan pertempuran serta menguasai daerah Khaibar. Pihak Yahudi meminta Nabi SAW untuk tidak mengusir mereka dari Khaibar. Sebagai imbalannya, mereka berjanji tidak lagi memusuhi Madinah dan menyerahkan hasil panen kepada kaum muslim.

Perang Mu'tah (8 H)

Perang ini terjadi karena Haris al-Ghassani raja Hirah, menolak penyampaian wahyu dan ajakan masuk Islam yang dilakukan Nabi Muhammad SAW. Penolakan ini disampaikan dengan cara membunuh utusan Nabi SAW. Nabi SAW kemudian mengirimkan pasukan perang di bawah pimpinan Zaid bin Harisah. Perang ini dinamakan Perang Mu'tah karena terjadi di desa Mu'tah, bagian utara Semenanjung Arabia. Pihak pasukan muslim mendapat kesulitan menghadapi pasukan al-Ghassani yang dibantu pasukan Kekaisaran Romawi. Beberapa sahabat gugur dalam pertempuran tersebut, antara lain Zaid bin Harisah sendiri. Akhirnya Khalid bin Walid mengambil alih komando dan menarik pasukan muslim kembali ke Madinah. Kemampuan Khalin bin Walid menarik pasukan muslimin dari kepungan musuh membuat kagum masyarakat wilayah tersebut. Banyak kabilah Nejd, Sulaim, Asyja', Gatafan, Abs, Zubyan dan Fazara masuk Islam karena melihat keberhasilan dakwah Islam.

Penaklukan Kota Mekah/Fath al-Makkah (8 H)

Fath al-Makkah terjadi di sekitar kota Mekah. Latar belakang peristiwa ini adalah adanya anggapan kaum Quraisy bahwa kekuatan kaum muslim telah hancur akibat kalah perang di Mu'tah. Kaum Quraisy beranggapan Perjanjian Hudaibiyah (6 H) tidak penting lagi, maka mereka mengingkarinya dan menyerang Bani Khuza'ah yang berada dibawa perlindungan kaum muslim. Nabi Muhammad SAW segera memerintahkan pasukan muslimin untuk menghukum kaum Quraisy. Pasukan muslimin tidak mendapat perlawanan yang berarti, kecuali dari kaum Quraisy yang dipimpin Ikrimah dan Safwan. Berhala di kota Mekah dihancurkan dan akhirnya banyak kaum Quraisy masuk Islam.

Perang Hunain ( 8 Safar 8 H)

Perang Hunain berlangsung antara kaum muslim melawan kaum Quraisy yang terdiri dari Bani Hawazin, Bani Saqif, Bani Nasr dan Bani Jusyam. Perang ini terjadi di Lembah Hunain, sekitar 70 km dari Mekah. Perang Hunain merupakan balas dendam kaum Quraisy karena peristiwa Fath al-Makkah. Pada awalnya pasukan musuh berhasil mengacaubalaukan pasukan Islam sehingga banyak pasukan Islam yang gugur. Nabi SAW kemudian menyemangati pasukannya dan memimpin langsung peperangan. Pasukan muslim akhirnya dapat memenangkan pertempuran tersebut.

Perang Ta'if (8 H)

Pasukan muslim mengejar sisa pasukan Quraisy, yang melarikan diri dari Hunain, sampai di kota Ta'if. Pasukan Quraisy bersembunyi dalam benteng kota yang kokoh sehingga pasukan muslimin tidak dapat menembus benteng. Nabi Muhammad SAW mengubah taktik perangnya dengan memblokade seluruh wilayah Ta'if. Pasukan muslimin kemudian membakar ladang anggur yang merupakan sumber daya alam utama penduduk Ta'if. Penduduk Ta'if pada akhirnya menyerah dan menyatakan bergabung dengan pasukan Islam.

Perang Tabuk (9 H)

Lokasi perang ini adalah kota Tabuk, perbatasan antara Semenanjung Arabia dan Syam (Suriah). Adanya peristiwa penaklukan kota Mekah membuat seluruh Semenanjung Arabia berada di bawah kepemimpinan Nabi Muhammad SAW. Melihat kenyataan itu, Heraklius, penguasa Romawi Timur, menyusun pasukan besar untuk menyerang kaum muslim. Pasukan muslimin kemudian menyiapkan diri dengan menghimpun kekuatan yang besar karena pada masa itu banyak pahlawan Islam yang menyediakan diri untuk berperang bersama Nabi SAW. Pasukan Romawi mundur menarik diri setelah melihat besarnya jumlah pasukan Islam. Nabi SAW tidak melakukan pengejaran tetapi berkemah di Tabuk. Di sini Nabi SAW membuat perjanjian dengan penduduk setempat sehingga daerah perbatasan tersebut dapat dirangkul dalam barisan Islam.

Perang Widan (12 Rabiulawal 2 H)

Perang ini terjadi di Widan, sebuah desa antara Mekah dan Madinah. Rasulullah SAW memimpin pasukan muslimin menghadang kafilah Quraisy. Pertempuran fisik tidak terjadi karena kafilah Quraisy lewat di daerah tersebut. Rasulullah SAW selanjutnya mengadakan perjanjian kerjasama dengan Bani Damrah yang tinggal di rute perdagangan kafilah Quraisy di Widan. Kesepakatan tersebut berisi kesanggupan Bani Damrah untuk membantu kaum muslim apabila dibutuhkan.

Thursday, September 1, 2011

Wajib Berdakwah Walaupun Diri Belum Sempurna

Ramai orang mengetahui bahawa tugas berdakwah adalah wajib ke atas setiap individu. Walau bagaimanapun, masih ramai yang tidak mahu melibatkan diri dalam kerja-kerja dakwah disebabkan oleh beberapa kekeliruan. Antara kekeliruan yang sering timbul adalah menanti kesempurnaan diri sebelum memulakan dakwah. Hal ini menyebabkan sebahagian daripada umat Islam tidak mahu mengajak kepada makruf dan mencegah kemungkaran kerana merasakan amalannya belum cukup mantap dan dirinya masih diselimuti dengan banyak kelemahan.

Berhubung dengan isu ini, Imam Said bin Jubair berkata: Jika seseorang tidak mahu mengajak kepada yang makruf dan mencegah kemungkaran sehingga keadaan dirinya sempurna, maka tidak akan ada seorang pun yang akan mengajak kepada yang makruf dan mencegah kemungkaran.Iman Malik amat bersetuju dengan kenyataan Imam Said bin Jubair ini dan sebagai tanda sokongannya, beliau menambah:Dan siapakah antara kita yang lengkap dan sempurna?
Sebahagian umat Islam tidak mahu berdakwah kerana merasakan dirinya
belum mengamalkan segala ilmu yang sudah diketahui. Mereka juga khuatir tidak dapat melaksanakan perkara yang diseru. Berhubung dengan ini, Imam al-Hasan berkata: Siapakah antara kita yang telah melaksanakan segala yang diserukannya? Syaitan amat menyukai jika manusia terpedaya dengan sikap ini sehingga akhirnya tidak ada sesiapa pun yang mahu mengajak kepada yang makruf dan mencegah kemungkaran.

Secara dasar, kewajipan berdakwah dituntut ke atas setiap individu yang mukalaf dan berdaya. Syarat berdaya atau mampu perlu difahami dengan betul. Hakikatnya, Islam mengakui tahap kemampuan setiap individu adalah berbeza. Justeru nabi bersabda: Barang siapa antara kamu yang melihat kemungkaran hendaklah clicegah dengan tangannya. Jika tidak berdaya hendaklah dicegah dengan kata-katanya dan jika tidak berdaya hendaklah dicegah dengan hatinya dan mencegah dengan hati adalah tanda selemah-lemah iman. Hadis ini diriwayatkan oleh Imam Muslim.

Berhubung dengan mencegah kemungkaran, kadar minimum yang dituntut adalah mengingkarinya dengan hati. Di dalam kitab Dalil al-Falihin disebutkan: Mencegah kemungkaran dengan hati bermaksud membencinya dengan hati disertai dengan azam untuk mencegahnya dengan lisan ataupun perbuatan apabila dia mampu. Membenci maksiat dengan hati hukumnya adalah wajib ke atas setiap individu dan sesiapa yang menyetujui suatu kemungkaran bererti dia bersekongkol dengannya.
Iman memerlukan bukti dan salah satu buktinya adalah membenci maksiat. Tanpanya, iman akan berkecai dalam hati seseorang. Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan sabda nabi berhubung dengan perkara ini yang bermaksud:
(Jika hati seseorang tidak membenci kemungkaran), tidak ada selepas itu iman walaupun sebesar biji sawi.

Hati yang tidak membenci kemungkaran akan binasa. Sahabat nabi bernama Abdullah ibn Masâud pernah menegaskan: Binasalah mereka yang tidak dapat membezakan yang makruf dan yang mungkar dengan hatinya.

Secara dasar, pengabaian dalam melaksanakan amar makruf dan nahi
mungkar mengundang azab dan seksaan daripada Allah. Berhubung dengan ini, dalam surah al-Anfal ayat 25 Allah berfirman:
Dan peliharalah dirimu daripada seksaan yang tidak khusus menimpa ke atas mereka yang zalim dan kalangan kamu sahaja. Dan ketahuilah Allah maha keras seksaannya.

Ayat ini menjelaskan, apabila azab menimpa disebabkan kemungkaran yang berleluasa, ia tidak hanya menimpa ke atas mereka yang melakukan maksiat, ia juga menimpa ke atas mereka yang salih yang mengabaikan dakwah.

Ayat ini disokong oleh beberapa hadis nabi yang antaranya diriwayatkan oleh imam Muslim yang bermaksud:

Zainab binti Jahsy bertanya kepada nabi,adakah kita akan dimusnahkan sedangkan golongan yang soleh masih ada di kalangan kita? Nabi menjawab,ya, apabila kekejian berleluasa.

Dalam riwayat lain oleh Imam Tarmizi, nabi bersabda:

Apabila manusia melihat kezaliman dilakukan oleh seorang yang zalim
dan mereka tidak mencegahnya, tidak berapa lama lagi azab daripada Allah akan menimpa ke atas mereka semua.


Imam Bukhari pula meriwayatkan sabda nabi yang bermaksud:
Perumpamaan mereka yang memelihara batas-batas agama Allah dengan golongan yang melanggarnya adalah seperti sebuah kapal yang dipenuhi penumpang pada bahagian atas dan bawahnya. Golongan yang berada pada bahagian bawah,apabila ingin mengambil air terpaksa menaiki bahagian atas kapal bagi mendapatkannya. Akhirnya penumpang pada bahagian bawah berkata,˜alangkah baiknya jika kita tebuk saja lantai kapal ini untuk mendapatkan air dan dengan cara demikian kita tidak lagi menyusahkan rakan-rakan kita pada bahagian atas." Jika penumpang-penumpang pada bahagian atas tidak mencegah perbuatan rakan-rakan mereka di bawah, mereka semua akan tenggelam. Jika mereka mencegah, kesemua mereka akan selamat.

Persiapan Pendakwah Ilmu adalah asas bagi segala kebaikan. Ilmu-ilmu teras fardu ain wajib pelajari oleh setiap individu yang hendak berdakwah dan ilmu ini perlu diperkukuhkan dengan ilmu-ilmu kontemporari yang selari dengan ajaran Islam. Penguasaan ilmu memerlukan pengorbanan serta keazaman yang tinggi dan untuk
itu kerja-kerja tidak berfaedah perlu ditinggalkan. Di dalam surah
al-Mukminun ayat 3 Allah berfinnan:
Antara sifat-sifat mukmin yang berjaya adalah mereka menjauhi
perbuatan dan perkataan yang lagha.


Istilah lagha mempunyai maksud tertentu. Imam Ibn Kathir mentafsirkannya sebagai, segala perbuatan batil termasuk yang mempunyai unsur-unsur syirik,
perbuatan maksiat, serta segala perkara yang tidak berfaedah sama ada dalam bentuk perkataan ataupun perbuatan
.

Membuang masa pada perkara tidak berfaedah menjadi salah satu punca
kejatuhan umat Islam sebelum ini. Hal ini disebut oleh as-Syeikh Hasan an-Nadwi di dalam bukunya Kerugian Dunia Kerana Kemunduran Umat Islam. Beliau berkata: Tetapi sayang sekali, kaum Muslimin tidak mensyukuri nikmat Allah. Selama berabad-abad lamanya umat Islam membuangkan waktu dan tenaga untuk berfikir dan berfalsafah berhubung perkara yang tidak bermanfaat. Andai kata mereka memfokuskan kepada ilmu yang menguntungkan Islam dan kaum Muslimin, kedudukan mereka tidak akan menjadi separah ini. Umat Islam bukan saja asyik membahaskan tentang sifat-sifat Allah, mereka juga asyik berbicara tentang roh, falsafah wihdatul wujud dan sebagainya. Semua ini memakan masa dan tenaga yang bukan sedikit... Hasil penemuan kaum
Muslimin sama ada dari sudut kuantiti ataupun kulitinya tidak mendatangkan apa-apa makna apabila dibandingkan dengan penemuan Barat pada abad ketujuh belas dan kelapan belas Masihi.Apabila umat menyibukkan diri dengan perkara yang tidak berfaedah, kewajipan penting terabai dan keutamaan terbabas. Hasilnya adalah kejahilan dan kemunduran. Justeru, sudah sampai masanya bagi umat Islam memfokuskan pada ilmu-ilmu penting demi masa depan umat yang gilang-gemilang.

Di dalam al-Quran terdapat beberapa gelaran yang diberikan Allah kepada golongan berilmu sebagai lambang kemuliaan. Antara gelaran itu adalah rabbani. Berhubung dengan ini, Allah berfirman dalam surah ali-Imran
ayat 79:
Tidak wajar bagi seseorang manusia yang Allah berikan kepadanya al-Kitab, hikmat dan kenabian, lalu dia berkata kepada manusia:˜Hendaklah kamu menjadi penyembah-penyembahku bukan menyembah Allah". Akan tetapi (dia berkata):˜Hendaklah kamu menjadi golongan rabbani kerana kamu selalu mengajar al-Kitab dan disebabkan kamu terus mempelajarinya.
Berhubung dengan ayat ini, Said Hawa dalam al-Asas fit Tafsir berkata:
Ayat ini merupakan dalil bahawa golongan rabbani adalah golongan yang amat mentaati Allah dengan cara menguasai ilmu dan menyebarkannya. Cukuplah dalil
ini sebagai bukti kehebatan mereka yang mampu mengekang nafsunya bagi
menguasai ilmu kemudian disusuli dengan amal.

Ilmu yang dituntut dalam Islam terbahagi kepada dua bahagian iaitu fardu ain dan fardu kifayah. Di dalam kitab lhya Ulumuddin, Imam al-Ghazali mendefinisikan ilmu fardu ain sebagai ilmu yang wajib dituntut oleh setiap hamba Allah yang berakal lagi baligh tanpa pengecualian. Ilmu fardu ain yang wajib dituntut adalah yang berkaitan dengan akidah atau tauhid bertujuan memantapkan iman, tasawuf bagi membersihkan hati serta akhlak dan fikah bagi mengetahui perkara yang diwajibkan dan diharamkan. Ilmu fardu kifayah adalah Ilmu yang wajib dikuasai umat Islam dalam bidang-bidang yang amat diperlukan masyarakat. Namun, tidak semua individu Muslim dan Muslimah perlu
menceburi dalam bidang-bidang ini apabila sebahagian daripada umat Islam sudah menguasainya, masyarakat secara amnya terlepas daripada dosa dan bebanan.

Islam juga menuntut umatnya mempersiapkan diri dengan segala teknologi yang perlu bagi menghadapi musuh dan persiapan ini termasuk dalam tuntutan fardukifayah yang disebutkan sebelum ini. Allah berfirman dalam surah
al-Anfal ayat 60:
Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka dengan apa saja kekuatan yang kamu sanggup dan dan kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh.

Umat Islam terdahulu benar-benar memahami dan menghayati ayat ini.
Contohnya, pada zaman khalifah Uthman, pada tahun 28 H bersamaan dengan 648 M, khalifah mengeluarkan arahan kepada Muawiyah supaya memberikan tumpuan pada kekuatan laut yang ketika itu dikuasai oleh Rom. Bermula dari tahun itu, pakar-pakar dan tenaga mahir Islam dihimpunkan sehingga berjaya membina sebuah armada yang kuat. Pada saat kemuncaknya pada tahun 31 H (652 M), armada Islam mempunyai 1,700 buah kapal dan bermula dari tahun itu panglima armada Islam digelar sebagai Amirul Bahri dan daripada gelaran inilah lahiriya kalimat Admiral kemudiannya. Kekuatan armada Rom menjadi lumpuh selepas armada Islam mengalahkannya dalam peperangan Mount Phoenix pada tahun 652 M.

Di samping itu, Islam juga menuntut umatnya mengenali jahiliah pada zaman mereka supaya tidak mudah terpedaya dan terpengaruh dengannya. Khalifah
Omar al-Khattab mengingatkan umat Islam berhubung dengan perkara ini melalui ucapan beliau yang bermaksud:

Sesungguhnya ikatan Islam akan terungkai satu demi satu dari diri
seseorang jika dia tidak mengenali jahiliah.

Manifestasi jahiliah pada hari ini wujud dalam setiap bidang kehidupan manusia termasuk dalam adat resam dan budaya bangsa Melayu. Sebahagian daripada adat resam dan budaya yang diamalkan pada hari ini mengandungi khurafat dan tahayul. Khurafat dan tahayul adalah kepercayaan yang tidak bersandankan al-Quran dan Sunnah serta tidak dapat diterima akal yang waras. Ia adalah sebahagian daripada kepercayaan yang mungkar lagi sesat. Kepercayaan ini menjadi pegangan segelintir umat Islam kesan daripada pengaruh budaya yang dibawa oleh penganut ajaran agama lain. Antara bentuk
khurafat dan tahayul yang dipegang adalah percaya kepada konsep sial majal seperti sialnya bunyi burung hantu pada waktu siang, sialnya nombor 13 dan seumpamanya.

Di samping ilmu, pendakwah juga tidak boleh memperkecilkan keikhlasan, ibadah dan akhlak mulia kerana tanpanya dakwah akan gagal. Di dalam buku Alaamat Duiyyah Ala Thariq ad-Dakwah, Dr. Muhammad Jamil Ghazi menukilkan perkataan Imam Sufyan at-Thauri berhubung dengan perkara ini yang bermaksud: Janganlah seseorang mengajak kepada makruf dan mencegah kemungkaran melainkan jika ada padanya tiga ciri:
1. Berlemah lembut dengan apa yang diseru dan dicegah.
2. Adil dengan apa yang diseru dan dicegah.
3. Berilmu berhubung apa yang diseru dan dicegah.

Perkara yang sama juga ditekankan oleh Imam Abul Laith As-Samarqandi di dalam kitab Tanbihul Ghafilin. Beliau membahagikan persiapan umum pendakwah kepada lima:
1: Ilmu.
2: Keikhlasan.
3: Kasih sayang dan kelembutan.
4: Kesabaran.
5: Mengamalkan apa yang disampaikan.

Pendakwah yang asyik mengutuk dan mencanangkan kesalahan orang lain dan melupakan diri sendiri merupakan pendakwah yang terbabas danipada obor al-Quran dan Sunnah. Benarlah As-Syeikh Fathi Yakan semasa beliau berkata di dalam bukunya yang bertajuk Musykilat ad-Dakwah Wa ad-Daaiyah yang bermaksud:

Seseorang pendakwah akan berada di dalam keadaan baik jika dia bersih dari keaiban dan penyakit diri sendiri walaupun musuhnya mempunyai kekuatan yang hebat.

Sebenarnya, kenyataan seumpama ini pernah diucapkan oleh khalifah Omar al-Khattab suatu masa dahulu semasa beliau menyampaikan amanat kepada tentera-tentera Islam. Beliau berkata:

Hendaklah kamu berwaspada terhadap perbuatan-perbuatan maksiat daripada kewaspadaan terhadap musuh. Sesungguhnya aku lebih bimbang dengan dosa yang
dilakukan oleh tentera-tentera Islam berbanding kebimbanganku terhadap musuh. Sesungguhnya umat Islam mendapat pertolongan daripada Allah lantaran kemungkaran yang dilakukan oleh pihak musuh.... Oleh itu janganlah kamu melakukan perkara yang dimurkai Allah ketika sedang berjihad di jalan Allah.

Hukum Berdakwah

Rasul-rasul tidak diamanahkan melainkan dengan tugas-tugas mulia
dan Allah mengamanahkan mereka supaya melaksanakan dakwah. Di dalam surah an-Nahl ayat 36, Allah berfirman yang bermaksud:

Sesungguhnya Kami utus bagi setiap umat seorang Rasul yang menyeru,˜sembahlah Allah dan jauhilah taghut.

Sesiapa yang melaksanakan tugas dakwah mendapat pujian daripada Allah berdasarkan firman-Nya dalam surah Fussilat ayat 33, yang bermaksud:

Dan siapakah yang lebih baik perkataannya daripada mereka yang menyeru manusia ke jalan Allah, serta beramal salih seraya berkata,˜aku adalah dari kalangan orang-orang Muslim.Berhubung dengan ayat ini as-Syeikh Said Hawa di dalam al-Asas fit Tafsir berkata: Termasuk di dalam golongan ini adalah semua penyeru dan pendakwah di jalan Allah... Dan mengikut Imam Ibn Kathir,orang yang tidak mengerjakan yang makruf tidak termasuk dalam golongan yang mengajak kepada yang makruf dan juga tidak termasuk dalam golongan mereka yang mencegah kemungkaran mereka yang melakukan kemungkaran.

Oleh kerana dakwah adalah tugas yang mulia lagi penting, Allah
mengarahkan umat Islam melaksanakannya. Berhubung dengan ini, dalam surah ali-Imran ayat 110, Allah berfirman:

Kamu adalah sebaikbaik umat yang dikeluarkan bagi manusia, kamu
mengajak kepada makruf dan kamu mencegah kemungkaran.


Di dalam kitab Usul ad-Dakwah, Dr. Abdul Karim Zaidan berpendapat ayat ini mempunyai dua penekanan. Pertama, Allah menjelaskan kebaikan umat ini dan kedua, kebaikan umat ini berkait rapat dengan pelaksanaan amar makruf dan nahi mungkar. Berkaitan dengan ayat yang sama di dalam kitab Dalilul Falihin disebutkan: Barang siapa menepati sifat-sifat yang disebutkan dalam ayat ini, dia tergolong dalam golongan umat terbaik.
Tidak ada kemuliaan bagi mereka yang mengabaikan amar makruf serta nahi mungkar. Makruf bermaksud perkara yang baik mengikut pandangan syarak dan akal, manakala mungkar bermaksud perkara yang berlawanan dengan segala yang
makruf sebagai contoh, meninggalkan amalan fardu ataupun melakukan perbuatan haram sama ada berbentuk dosa kecil ataupun dosa besar.

Salah satu golongan yang mendapat kutukan daripada Allah kerana gagal melaksanakan dakwah adalah golongan Bani Israel. Dalam surah al-Maidah ayat 78 dan 79, Allah berfirman:

Telah dilaknat golongan kafir dan kalangan Bani Israel dengan lisan
Daud dan Isa putera Maryam. Hal ini disebabkan mereka menderhaka kepada Allah dan selalu melampaui batas. Mereka tidak mencegah kemungkaran yang berlaku di
kalangan mereka. Sesungguhnya buruk sekali apa yang telah mereka
lakukan.


Berhubung dengan ayat ini nabi bersabda:

Sesungguhnya kecacatan paling awal yang menimpa ke atas Bani Israel ialah, apabila seseorang lelaki bertemu dengan lelaki yang lain (yang melakukan kemungkaran) dia akan berkata,˜wahai pulan, tinggalkanlah apa yang sedang kamu lakukan kerana ianya tidak halal bagimu. Kemudian pada keesokan harinya dia tidak lagi mencegah kemungkaran yang dilakukan oleh rakannya, sebaliknya dia reda untuk duduk sambil makan dan minum dengan rakannya itu. Apabila hal ini berlaku, Allah bolak-balikkan hati-hati mereka. (Kemudian Nabi pun membaca ayat-ayat dan surah al-Maidah). Hadis ini diriwayatkan oleh Imam Tarmizi dan Abu Daud.

Secara dasarnya, hukum berdakwah dengan lisan dan tangan adalah wajib kecuali dalam situasi tertentu. Di dalam kitab Dalilul Falihin disebutkan:
Apabila dikhuatiri harta benda dan diri seseorang akan ditimpa
kebinasaan, harus bagi seseorang itu sekadar melawan dengan hatinya sahaja. Jika kekhuatiran ini tidak wujud, dia diwajibkan berdakwah, walaupun dia belum mengamalkan apa yang diserukannya ataupun dia menyedari seruannya tidak akan
diterima.

Sehubungan dengan ini, Imam al-Ghazali di dalam Ihya Ulumuddin menyenaraikan empat keadaan yang mungkin ditempuhi pendakwah.

1. Tidak wajib berdakwah
Pendakwah menyedari dakwahnya tidak akan mendatangkan sebarang manfaat dan berkemungkinan dia akan dipukul, dicederakan atau dibunuh. Dalam suasana seperti ini, tidak wajib baginya melaksanakan dakwah.

2. Wajib berdakwah Pendakwah menyedari dakwahnya boleh menyebabkan kemungkaran tercegah dan tidak ada sesiapa pun yang berani melakukan sebarang tindak balas ke atasnya. Dalam suasana seperti ini, dia wajib melaksanakan dakwah.

3. Sunat berdakwah 1 Pendakwah menyedari dakwahnya tidak akan mendatangkan sebarang kesan positif dan dia sanggup memikul sebarang risiko yang mungkin menimpa ke atas dirinya. Dalam situasi seperti ini, dia disunatkan menyampaikan dakwah
tetapi tidak diwajibkan ke atasnya.

4. Sunat berdakwah 2 Pendakwah menyedari dakwahnya akan memudaratkan dirinya tetapi jika dilakukan juga ia dapat mencegah kebatilan yang sedang berlaku. Dalam keadaan seperti ini, dakwah disunatkan ke atasnya.

Dalam memperincikan perkara ini, as-Syeikh Said Hawa di dalam Jundullah Jihad Fi Sabilillah berkata: Contoh-contoh keadaan bahaya atau mudarat yang dikira sebagai alasan yang sah untuk tidak melaksanakan amar makruf dan
nahi mungkar ialah dipukul dengan teruk, dimusnahkan rumah dan tempat tinggalnya, diambil segala harta bendanya dan yang seumpamanya. Jika kemudaratan
yang akan menimpanya hanyalah dalam bentuk dihina, caci, maki, kutuk, perli, sindir dan sebagainya, kewajipan berdakwah tetap dibebankan ke atasnya
kerana Allah mengarahkan agar kita bersabar ketika melaksanakan
kerja-kerja dakwah.

Bagi individu yang sanggup menanggung sebarang risiko, syariat Islam mengizinkannya melaksanakan dakwah walaupun dia mungkin dibunuh. Walau bagaimanapun, kesanggupannya untuk berkorban perlu juga diimbangi
dengan hasil yang bakal diperolehi supaya pengorbanannya tidak dilakukan secara semberono yang bakal merugikan perjuangan. Ibn Abidin di dalam Hasyiahnya
menjelaskan:

Disebutkan dalam kitab Sharh al-Siyar diizinkan seseorang mencegah
bidaah dan kemungkaran walaupun besar kemungkinan dia akan dibunuh, dicederakan ataupun dikalahkan kerana ada di kalangan sahabat nabi yang melakukannya
pada zaman Rasulullah dan baginda memuji mereka. Walau bagaimanapun,
apabila individu itu mengetahui dia tidak akan dapat mengalahkan musuhnya dan penentangan yang akan dilakukannya tidak akan mendatangkan sebarang kemuliaan bagi agama, dia tidak diizinkan melakukan pencegahan itu secara
individu.

Dalam berdakwah, setiap pendakwah perlu mengetahui isu-isu semasa bagi menangkis keraguan-keraguan yang timbul

Wednesday, June 29, 2011

Syukur kerana saya tidak cantik..

Kerana saya tidak cantik..
 
saya tidak jadi mangsa gangguan lelaki-lelaki yang rosak akhlaknya.
 
Kerana saya tidak cantik..
 
saya dapat pelihara diri saya daripada pandangan bernafsu lelaki yang tidak menjaga pandangannya.

Kerana saya tidak cantik..

saya selamat daripada menjadi senjata iblis mencairkan iman lelaki.

Kerana saya tidak cantik..

saya tidak mendapat fitnah dan cemburu daripada wanita-wanita lain.

Kerana saya tidak cantik..

saya tidak mengharapkan pujian daripada mana-mana lelaki dan wanita, dan kerana saya tak cantik, akhirnya saya menemui insan yang mencintai saya seadanya.

Paling penting, kerana saya tak cantik..

saya sentiasa mencuba untuk menjadi cantik pada pandanganNya. Cantik pada pandangan manusia bukanlah apa-apa.

Friday, June 17, 2011

JANGANlah bersedih....ALLAH kan ADA ?!!!

SATU hari, aku diselubungi dengan perasaan dukacita yang sangat memeritkan. Entah mengapa, saat itu aku rasakan seperti hidupku hanya membawa malang, membawa penderitaan. Tiada satupun yang boleh membahagiakan. Ada kawan, tapi tiada satupun yang mengerti apa yang aku alami. Ada keluarga, tapi semuanya sibuk dengan hal sendiri. Bagaimana untuk berkongsi kedukaan tersebut? Aku buntu berfikir. Jiwaku lemas dibebani ujian demi ujian. Tidak tahu apa yang harus aku lakukan.

Aku mengambil jalan dengan menyibukkan diri tapi setakat mana aku mampu bertahan? Kemudian, aku beralih cara baru. Melalui sebuah rancangan TV, aku mendapat tahu bahawa dengan cara mendengar muzik, minda dapat direhatkan sekaligus mampu memberi ketenangan pada jiwa. Namun, apa yang aku rasa adalah sebaliknya. Semakin dengar, mood aku semakin tidak tentu hala. Akhirnya, aku mula rasa putus asa.

Petang yang damai dan tenang, aku duduk seorang diri sambil mengadap langit. Kepulan awanan yang berbagai bentuk sedikit sebanyak melupakan aku seketika pada keperitan yang sedang dialami jiwaku. Tiba-tiba, dalam kelekaan melihat awan-awan tersebut, mataku terpana pada satu bentuk awan yang bergumpal menyerupai kalimah ALLAH. Tika saat itu aku sedar. ALLAH sedang bersama ku. Ya! aku tahu. Allah bersamaku walau tiada siapa di dunia ini yang perdulikan aku.

ALHAMDULILLAH! betapa hatiku rasa ringan saat itu apabila aku rasakan kehadiran ALLAH dalam hidupku. Mungkin selama ini aku rasa terbeban dengan semua ujian yang melanda kerana aku lupa bahawa ALLAH itu sentiasa ada untuk setiap hambaNYA walau dalam keadaan apa sekalipun.

TERIMA kasih YA ALLAH! Terima kasih kerana selalu ada untuk aku ketika aku senang mahupun susah. Jangan KAU jauhi aku Ya ALLAH! Aku rela dijauhi sahabat2ku..aku rela tidak diperdulikan keluargaku..tapi, aku tidak sanggup 'ketiadaanMU' dalam hidupku jua dalam hatiku ya ALLAH! Aku tidak sanggup!!!kerana KAU begitu aku cintai! Mulai saat ini, aku akan tabah menjalani ujianMU...demi membuktikan aku cinta padaMU. InsyaAllah.. jadi???? ingatlah duhai hatiku...


"Janganlah bersedih! ALLAH kan ada?!!!"

(Aku, Pak Imam dan Talkin)

(Aku, Pak Imam dan Talkin)

Pada suatu petang yang damai …
Hujan rintik-rintik telah turun membasahi tanah perkuburan…
Di sana , terdapat tanah kubur yang masih merah, dan di kelilingi oleh ramai orang..
Dalam suasana yang syahdu dan sedikit kebasahan.. terdengar dengan jelas suara imam membaca talkin…

“Wahai …(nama arwah, merangkap anak saudara ku)… binti …(mak si arwah, merangkap kakak aku)…mudah-mudahan Allah Taala memberi rahmat akan kamu,ingatlah, bahawa dunia dan segala perhiasannya telah hilang daripadamu,dan sekarang kamu telah masuk ke alam barzakh,”

Aku berada pada posisi yang agak jauh dari imam, sedang hujan masih renyai-renyai… pak imam masih membaca talqin…

"…inilah dia tempat permulaan tempat masuk ke alam akhirat,maka jangan lah kamu lupakan janji yang mana kamu telah keluar daripada dunia,dan kamu telah masuk ke dalam bahagian negeri akhirat,iaitu menyatakan dan menerangkan bahawa tiada Tuhan melainkan Allah,dan bahawa Nabi Muhammad itu pesuruh-Nya,..”

Hujan semakin bertambah kuat, tapi bukan hujan lebat…, aku mencari tempat berteduh, tapi kat kawasan perkuburan tu takde pulak pokok yang berdaun lebat..pokok yang ada adalah pokok kemboja dan beberapa batang lagi pokok yang tidak berdaun… macam dalam cerita hantu…

Dan Pak imam masih lagi membaca talqin…

“…maka akan datang kepada kamu dua malaikat,iaitu Munkar dan Nakir yang diperintahkan Allah untuk memeriksa kamu,ketahuilah kamu, bahawa keduanya itu makhluk Allah,sebagaimana kamu jua adalah makhluk-Nya.
Dan apabila bertanya keduanya siapa Tuhanmu?
Dan siapa nabimu?dan apakah pegangan kepercayaanmu?dan atas apakah kematianmu?,maka jawablah dengan terus terang, iaitu,Allah Tuhanku,Nabi Muhammad penghuluku,Islam agamaku,kitab Quran ikutanku,Kaabah kiblatku,sembahyang fardu kewajipanku,dan sekalian orang islam itu saudaraku,aku hidup dan aku mati di atas kalimah:

LAILAHAILALLAH.”

Entah kenapa aku jadi macam kambing pulak hari tu, sebab takut pada hujan,
Apapun, pak imam tu memang best, aku rasa inilah first time dalam hidup aku tengok pak imam membaca talqin dalam hujan…

“…Berpeganglah kamu wahai……nama arwah……………,dengan ini hujjah,dan ketahuilah bahawa kamu akan tetap di alam barzakh ini hingga hari kiamat,dan ketahuilah pula, mati itu perkara yang benarnya,dan mesti ditemui oleh tiap-tiap makhluk dan soal Munkar dan Nakir di dalam kubur itu benarnya,demikian juga bangkit semula daripada kubur,dihisab amalan melalui titian siratalmustaqim semuanya benar,”

Dulu bila aku tengok cerita dalam TV, asal tanam mayat jer mesti hujan, asal tanam mayat jer mesti hujan ,cerita mat saleh pun camtu…tapi hari ini kerana tidak ada payung maka akhirnya aku pasrah.., aku biarkan hujan mencurah di tubuhku…dan pak imam memang yang best itu terus menerus membaca talqin dan berdoa.., dah tugas dia..

“…dan hari kiamat tetap akan datang dengan tiada syak lagi,dan Allah Taala akan membangkitkan semua orang yang di dalam kubur,dan dihitung akan segala kerja dan amalan mereka ituapa yang telah mereka buat di dalam dunia.”

Pulang dari tanah perkuburan, aku naik keretamayat.. tapi kat luar di tulis “kenderaan jenazah”…

Dalam kereta mayat, si adik menangis dengan bersungguh sungguh, manakala maknya hanya diam sedang mata membekak kemerahan…

Kereta mayat telah berlalu untuk menunggu bakal mayat seterusnya untuk di tumpang…
(dan hujan mulai turun dengan lebatnya.)

Apa cerita aku hari ini?
Itu adalah kali terakhir penulis mengziarahi kubur dalam beberapa bulan yang lepas..
Dan aku sengaja menulis talkin versi asal dan penuh, tapi aku tak tahu pulak siapakah penulis asal talkin.., adakah datang dari Nabi atau sahabat ra?

Walaubagaimanapun, Aku bukan nak cerita pasal talkin itu bida’ah atau tidak?
Aku bukan ustaz untuk membincangkan isu isu budaya melayu dan peranannya dalam keugamaan…, dalam tahun ini sahaja 3 orang bapak saudaraku jadi mayat, dan semuanya di baca talkin…

Bagi aku talkin ni macam reverse psychology, alahai macam emak mertua yang pukul kucing sindir menantu… atau korang tengah makan sedap sedap kat rumah mertua, tiba tiba bapak mertua sound:
“hujan lebat-lebat pun tahu berhenti..”

(oh, sungguh susah nasik itu nak di telan…)

Oleh sebab bacaan talkin bukan sunnah, dan lebih kepada reverse psychology, apa kata korang karang sendiri susunan bacaan talkin lalu suruh anak korang baca kat mayat korang sendiri kelak, bolehlah korang buat reverse psychology dengan menujukan nasihat kat orang yang hantar ziarah korang, jangan takut sebab korang dah jadi mayat dah…
Semua orang dah berani ‘langkah’ mayat korang…

Oleh yang demikian, hari ini, aku ada karang satu talkin khas untuk diriku sendiri dan korang jugak kalau korang berminat bila jadi mayat kelak!
Namun, bila korang nak baca talkin yang aku karang tu kat mayat aku, korang boleh baca dengan niat nak ingat mengingati, aku pun takdelah nak berwasiat, susah anak anak aku kelak..lantak korang ler… aku dah jadi mayat dah..(waktu tu)

Baiklah, berbalik kepada talking versi aku, talkin ini terbahagi kepada dua sesi., satu sesi untuk mayat dan satu lagi untuk bakal mayat, atau orang yang datang ziarah kubur, dan talkin ini memang belum sempurna sepenuhnya lagi, apatah lagi ianya di tulis oleh seorang yang bukan ustaz macam aku yang tidak bertauliah ini!, so hari ni korang baca dulu, sekiranya korang rasa nak tambah bolehlah berbuat demikian sebab bila korang dah jadi mayat, bacalah talkin seibu sebelas ratus pun, tak dapet nak nolong ehkaw ha! kalau dah gonjeng semacam rupa, buat apa fesyen, serba tak kena, baiklah beli roti dan kaya!

TALKIN VERSI KERETAMAYAT.. (copyright 2006)

Sesi satu:
Untuk mayat tapi pak imam kena baca dengan kuat, kena pakai speaker 2000 watt..siap dengan 'Gain circuit' hingga dapat di dengar dalam jarak 100 km persegi…

"Bismilahirahmanirahim…
Wahai mayat, tahukah engkau, apa yang kubur akan buat atas engkau?
Kubur akan koyakkan kain kafan engkau,
Kubur akan hancurkan tubuh engkau hingga menjadi keping-kepingan…
Kubur akan hisap darah engkau sampai kering
Kubur akan meratah daging di setiap tubuhmu…

Wahai mayat, tahukah engkau, apa yang kubur akan buat atas persendian-persendian di tubuh engkau?
Kubur akan pisahkan tangan engkau dari bahu,
Tangan dari lengan,
Punggung dari tubuh,
Paha dari punggung,
Lutut dari paha,
Betis dari lutut, dan kaki dari betis…

Wahai mayat, tahukah engkau?, kehidupan di dunia dulu terlalu singkat,
Dan dunia telah banyak menipu engkau…
Yang hebat di dunia, hina di akhirat…
Yang kaya di dunia, fakir di akhirat…
Muda di dunia, cepat menjadi tua…

Yang kau tinggalkan tak lama lagi akan jadi mayat macam engkau jugak…
Kau telah biarkan dunia menipu engkau, dengan menarik perhatian engkau
Padahal, engkau selalu melihat betapa cepat dunia berpaling dari pemuja dan pecintanya..

Yang bodoh bangang sahaja mudah terpedaya dan terperangkap oleh dunia…
Di manakah engkau pencinta pecinta dunia yang telah mendirikan rumah yang besar…?
Yang telah berjaya menhabiskan bayar loan kereta yang mewah itu?
Yang telah berjaya menyimpan sejumlah wang yang besar dalam bank?

Engkau telah hidup di dunia selama masa yang terlalu sedikit lalu pergi dari sini dengan meninggalkan segala-galanya yang telah engkau penat kumpulkan dan bersusah payah memiliki…

Semasa hidup di dunia, engaku telah menikmati kehidupan yang sihat sempurna serta kekuatan jasmani yang memperdayakan engkau sehingga engkau mulai hidup dengan mengikut hawa nafsu serta melakukan dosa dosa!!!

Demi Allah!
Engkau telah di cemburui di dunia kerana memiliki harta yang banyak…
Engkau menghadapi bermacam-macam halangan untuk mencari harta, namun demikan, akhirnya engkau berjaya mengumpulkan harta yang banyak…
Orang lain di dunia merasai hasad dengki terhadap engkau…
Tetapi engkau tidak hairan dan tanpa peduli engkau terus mengumpulkan harta sambil menahan segala jenis kesusahan dan kepayahan dengan rela hati…

Tetapi, lihatlah hari ini..bagaimana tubuh engkau di seksa oleh bumi dan bagaimana keadaan persendian-persendian di tubuh engkau, dan tulang tulang engkau di makan ulat…

Semasa di dunia engkau berehat di atas sofa yang lembut lagi mewah dan di kelilingi oleh kekasih-kekasih dan sahabat sahabat.
Kawan kawan, anak isteri, saudara mara, jiran jiran sentiasa mengikit kehendak engkau..

Tetapi sekarang, apakah yang sedang berlaku..?
Kami bertanya engkau wahai mayat dengan suara yang kuat!

“Bagaimana keadaan engkau sekarang ini?”

Orang kaya jadi mayat orang kaya, orang miskin jadi mayat orang miskin,
Dan semuanya terbaring dalam padang yang sama.

Wahai mayat orang kaya…
Apakah harta engkau sedang memberi manfaat kepada engkau?

Wahai mayat orang miskin…
Apakah kemiskinan engkau sedang memberi mudarat kepada engkau?

Wahai mayat..
Bagaimana keadaan lidah engkau yang selalu hebat berhujah itu?
Bagaimana keadaan mata engkau yang selalu memandang ke segala arah itu?
Bagaimana keadaan wajah engkau yang cantik itu?

Adakah ulat-ulat di kubur berbuat apa apa?
Ya! Wajah engkau sudah menjadi hitam!
Daging engkau sudah habis di makan!
Wajah engkau menjadi hodoh ditekan tanah!
Anggota tubuh engkau sudah terputus putus dan sendi sendi engkaupun sudah terpisah satu dari yang lain…!!!

Oh! Di manakah isteri engkau yang sentiasa menyahut.. “ya, bang..”
Di manakah tilam sepertiduran engkau dan isteri tersayang?
Di manakah buku simpanan yang engkau begitu ambil berat dengan jumlah angkanya dulu?
Di manakah wang insuran yang telah engkau korbankan setiap bulan?
Adakah harta engkau sedang membantu engkau sekarang?

Dalam liang kubur ini, tidak di hamparkan alas tidur,
Tidak di sediakan bantal,
Di baringkan atas tanah begitu sahaja…

Alangkah sedihnya!
Engkau di tinggalkan seorang, dalam gelap gelita…
Dalam himpitan tekanan tanah…

Kini, siang dan malam menjadi serupa bagi engkau…
Engkau tidak dapat berjumpa dengan kawan kawan lagi…
Dan kawan kawan juga tidak dapat menziarahi engkau lagi…

Alangkah begitu ramai mayat dalam kubur…
Semasa hidup di dunia mempunyai tubuh yang lembut lagi cantik,
Mempunya rambut yang kuat, pipi yang gebu, gigi yang putih bersinar..

Wahai mayat lelaki kacak dan mayat wanita jelita..
Kini tubuh engkau hancur, anggota anggota badan sudah terpisah satu dari yang lain,
Mata yang cantik dulu, kini terkeluar dari tempatnya dan mungkin di atas pipi..
Bahu sudah menjadi asing dari tubuh,
Mulut penuh air busuk dan nanah,
Binatang binatang melata sedang bergerak di seluruh tubuh engkau

Engkau di tinggalkan dalam keadaan sedih begini sedangkan pasangan engkau bakal berkahwin dengan orang lain, anak anak sudah mengambil alih harta yang engkau kumpulkan itu..
Waris waris sudah membahagikan hartanya…

Namun wahai si mayat…

Sekiranya di dunia dulu engkau tidak lupa dengan rumah yang asli ini, dan engkau selalu mengutamakan akhirat daripada dunia, dan engkau selalu mengumpulkan bekalan di sini sebelum engkau sendiri yang datang, maka dengan wajah mayat yang segar dan cantik, berehatlah engkau di dalam ini kubur dengan penuh keseronokkan dan kesejahteraan..

Nanti satu pintu shurga akan di buka untukmu.., lepaskanlah pandangan mata sejauh kaki langit menikmati taman shurga yang mana apabila sangkakala bertiup kelak!
Selamatlah engkau menuju shurga yang kekal sejahtara abadi…"

(Kemudian imam berpusing dari duduk di hadapan kubur lalu mengadap kepada orang ramai yang datang menghantar jenazah..lalu mula membebel macam mak nenek..imam berkata..)

Talkin Sesi kedua: untuk bakal mayat..

Wahai korang semua yang bakal jadi mayat dan yang pasti esok akan masuk kubur!
Apakah yang menjadikan korang terperangkap dalam urusan duniawi?
Adakah korang harap dunia yang penipu ini akan sentiasa bersama korang?
Rumah korang yang besar, kereta yang besar, pangkat yang besar..malaikat maut tak pedulipun..

Malaikat maut diperintahkan untuk menjadikan korang mayat buat selama-lamanya,…tapi korang jika boleh mintak ditangguhkan selama beberapa tahun lagi bagi membuat persiapan…
Tahun? Satu saat pun Allah tak bagi…malaikat maut tak layan ‘ surat menyurat’….
Kerana itu ada mayat yg ditemui dalam berbagai2 keadaan.
Ada Mayat yg nasi penuh nasi kat mulut..

Ada Mayat tg tengah mandi

Ada Mayat yg baru nak berserapan

Ada Mayat yg sedang memasak
(Ada Mayat yg sedang baca blog..)

Macam2mayat ada -
(sila rujuk bilik mayat)…

Takde makanan selama 7 hari mungkin kita menjadi mayat..Takde minuman selama 3 hari mungkin kita menjadi mayatTakde udara selama 10 minit mungkin kita menjadi mayatTakde iman walaupun sebesar zarah..kekal dalam neraka selama-lamanya tanpa jadi mayat…!

Sebelum jadi mayat, buatlah usaha atas iman..…
Tak payan nak pening kepala,
Hanya dua usaha perlu buat di dunia ini sebelum jadi mayat….

1. Buat usaha selamatkan diri dari api neraka

2. Buat usaha masukkan diri ke dalam shurga.

Dan.. hari ini telah berlalu satu hari dan semakin sempit masa untuk selamatkan diri dari api neraka
Dan… hari ini telah berlalu satu hari dan semakin sempit masa untuk buat usaha masukkan diri ke dalam shurga.

perisriwa semalam, mati hidup balik pun kita tak dapat undur, langkahan hidup kita semakin ke depan… Ingatlah…Langkahan kaki kita adalah ‘langkahan maut’...
Menuju tempat menjadi mayat

Wahai ahli keluarga yang hari ini menutupkan mata saudaramu yang sudah jadi mayat, wahai yang sudah memberi mandi kepada mayat, yang sudah menghulurkan kain kafan pada mayat, yang menghantar mayat ke kubur ini, lepas ni siapa pulak yang akan jadi mayat…huh! Tentu korang terbayang dlm otak fikiran akan siapakah yang paling tua dan sakit kat kampong korang lalu buat keputusan, iaitu tak lama lagi pakcik tu pulak..

Hello!!!!
Hari2 dalam surat khabar cerita pasal mayat bayi dan mayat bapak budak ditemui di sana-sini….entah entah esok, aku jumpa mayat korang…bla bla bla bla…etc etc

(walaubagaimanapun… akhirnya pak imam sajer yang tinggal seorang diri membebel macam mak nenek, sebab korang semua perasan sibuk ada hal.., maklumlah drama bersiri tak habis tengok lagi, malam karang nak tengok CD Hindustan disc 3, hmm, dengar kata ada jualan murah sempena ramadhan esok!, baju raya tak tempah lagi, hujung minggu ni nak kena up date lagu popular di carta radio, Majalah sukan dan hiburan yang di beli minggu lepaspun tak habis baca lagi, lagipun nak kena up date blog pulak hari ni, hari tu dah kalah main futsal, malam ni mesti lawan balik, nak balik kampung raya ni ingat nak kena tukar sport rim baru ler.., eh, lagipun aku sibuk cari kerja yang gaji mahal tapi kerja senang , sibuk cari isteri cantik jelita macam artis tapi taat macam hamba, aku sibuk cari suami hensem dan kaya raya tapi beriman..ni yang perasan sibuk ni, nak kena cari semua tu, maklumlah, berusahalah kamu macam hidup seribu tahun..bla bla bla blah blahhhhh)

Mengakhiri post ini, terimalah sebuah sajak merangkap Lagu latar…

Aku cari bukan harta bertimbun-timbun...
Untuk hidup kaya

Aku cari bukan wang berjuta-juta...
Untuk hidup bergaya

Aku cari bukan kawan-kawan...
Untuk hidup sekadar berfoya-foya

Aku cari...Mana dia Al-Ghazali....?
Ku cari mana dia? Al-Shafie...

Kita bongkar rahsia kitab suci
Cari pedoman
Kita bongkar rahsia sunnah nabi
Cari panduan

Aku hidup kerana Dia Rabbi
Dialah teman
Dialah wali
Dia mencukupi
Aku hidup bererti

Menikmati damai abadi…

ok, semua orang dah boleh balik rumah masing masing..tinggalah mayat seorang diri…

ps: Semua orang akan menjadi mayat…